1.
Segmentasi Pasar dan Analisis Demografi :
1.
Segmentasi Pasar
Pasar yang luas
atau cukup luas berupa orang-orang atau organisasi yang tentu saja akan
memiliki kondisi yang sangat beraneka ragam atau heterogen. Untuk itu perlu
dipisah-pisahkan menjadi kelompok-kelompok yang memiliki sifat atau kondisi
yang sama atau sejenis (homogen) membentuk segmentasi pasar. Jadi segmentasi
pasar adalah merupakan usaha untuk mengelompok-kelompokkan pasar dari pasar
yang bersifat heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat
homogen.
Ada beberapa
definisi dari segmentasi pasar menurut para ahli, yaitu:
a) Swastha
& Handoko (1997)
Mengartikan segmentasi pasar sebagai
kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam
satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
b)
Pride & Ferrel
(1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah
suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan
kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
c)
Kotler, Bowen dan
Makens (2002, p.254)
Pasar terdiri dari pembeli dan
pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan,
sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing
memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan
pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program
pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap
membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli
produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan
mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau
tanggapan membeli yang berbeda-beda.
d)
Kotler
Segmentasi pasar, yaitu usaha pemisahan
pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan
yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan berbagai
cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan
profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan menilai daya tarik
masing-masing segmen-segmen pasar.
e)
Hermawan Kertajaya
Segmentasi pasar adalah sebuah metode
bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dipasar.
a.
Segmentasi dan Kepuasan Konsumen
Menurut Philip
Kotler dalam bukunya Principle of Marketing, kepuasan konsumen adalah hasil
yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang
sesuai dengan harapannya. Kepercayaan konsumen merupakan hal yang ingin di
dapat setiap perusahaan dari para konsumennya.
Macam-macam atau
Jenis kepuasan konsumen dibagi
menjadi 2 :
a) Kepuasan
Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu
produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b) Kepuasan
Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat
pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah
Menurut
Fandy Tjiptono (1997:35), metode yang digunakan untuk mengukur kepuasan
konsumen dapat dengan cara :
a) Pengukuran
dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan.
b) Responden
diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan
suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang
dirasakan.
c) Responden
diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan
dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta
untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan
penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan yang
mereka sarankan
d) Responden dapat diminta untuk
meranking berbagai elemen dari
penawaran berdasarkan
derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahan dalam masing-masing
elemen.
b.
Segmentasi dan Profitabilitas
Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan
sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.
Hubungan antara
kepuasan pelanggan dan profitabilitas sangatlah erat. Studi yang menunjukkan
hal ini, terutama sepanjang dekade 80-an dan awal 90-an sudah sangat banyak.
Secara logikapun, pelaku bisnis juga dengan mudah meyakini adanya hubungan
antara dua hal ini.Kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah fungsi dari harapan
dan persepsi terhadap kinerja suatu merek setelah pelanggan menggunakan atau
mendapatkan pelayanan. Di lain pihak, loyalitas adalah fungsi
kepuasan pelanggan.
Faktor lain yang
terutama adalah switching barrier dan personal loyalty. Jadi, pelanggan yang
puas, tidaklah 100% akan loyal karena adanya kedua faktor tersebut. Tetapi
adalah masih benar bahwa pelanggan yang puas, akan mempunyai kecenderungan
untuk loyal terhadap merek tersebut. Dan dapat dilihat juga dari tingkat
efisiensi proses produksi, berdayakan orang-orang yang berdedikasi melalui
kepemimpinan, serta kompensasi yang sesuai.
1) Tingkatkan
Efisiensi Proses ProduksiProses produksi yang efisien akan menghasilkan
penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan
semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin
tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem
produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
2) Berdayakan
Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan Manusia adalah
sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan
Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan
untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa
organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi pula.
3) Kompensasi
Yang SesuaiManusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan
kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan
merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan
berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika
kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat
bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
c.
Penggunaan Segmentasi dalam Strategi Pemasaran
Faktor
penting lain yang harus diperhitungkan ketika mengembangkan strategi pemasaran
untuk konsumen adalah “segmentasi pasar”.
Segmentasi pasar berarti membagi pelanggan potensial perusahaan ke dalam
berbagai segmen atau kelompok (misalnya, berdasarkan usia, jenis kelamin,
agama, lokasi, dll) dan kemudian memfokuskan strategi pemasaran pada satu atau
lebih kelompok-kelompok. Bila menggunakan segmentasi pasar, penting untuk
menentukan apa faktor-faktor yang akan dipertimbangkan. Faktor-faktor yang
disebut variabel segmentasi. Variabel segmentasi perlu berhubungan dengan
kebutuhan, penggunaan, atau perilaku terhadap produk atau jasa. Sebagai contoh,
produsen gitar akustik akan paling mungkin segmen pasar berdasarkan usia,
yaitu, strategi pemasaran mereka akan dirancang untuk menarik dan mempengaruhi
remaja.
Sumber
daya dan kemampuan perusahaan untuk menentukan jumlah dan ukuran segmen pasar
yang mereka dapat berharap untuk menarik dengan strategi pemasaran mereka.
Jenis produk dan layanan, serta variasi dalam kebutuhan pelanggan mereka, akan
memainkan peran dalam ukuran dan jumlah segmen pasar yang ditargetkan. Memilih
variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar
konsumen tertentu. Memilih variabel segmentasi yang tepat adalah bagian penting
dalam penargetan pasar konsumen tertentu. Segmentasi pasar merupakan tindakan
untuk mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang
mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran yang tersendiri. Pada
penelitian ini basis segmentasi yang digunakan adalah gaya hidup yang dapat
mempengaruhi bauran pemasaran dan preferensi terhadap bauran pemasaran dari
E-Commerce. Ini berarti basis segmentasi ini dilihat dari perilaku mereka
terhadap bauran pemasaran.
Dengan
kesamaan karakteristik perilaku yang berpengaruh terhadap bauran pemasaran ini
diharapkan setiap segmen yang terbentuk dapat didekati dengan penawaran yang
tepat sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dari masing-masing segmen
Dari
kedelapan elemen bauran pemasaran yang digunakan terdapat 6 elemen yang
signifikan dalam membedakan antar segmen, yaitu produk, promosi, bukti fisik,
komunitas, proses dan harga. Dua yang lain yaitu tempat dan perubahan ternyata
untuk tingkat kepercayaan 95% tidak dapat digunakan untuk membedakan segmen.
Ini berarti setiap segmen mempunyai preferensi bauran pemasaran yang sama
terhadap kedua elemen tersebut.
2.
Rencana Perubahan
a.
Analisis Konsumen dan Kebijakan Sosial
Analisis konsumen berguna
untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di
dalamnya.
Pengambilan Keputusan
Konsumen
Proses pengambilan keputusan
yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1) Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia
membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa
dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa
melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi
produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2) Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan,
konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3) Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan
evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan
manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4) Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli
merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5) Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian
menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu
jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa
tersebut atau tidak.
Analisis Kebijakan Sosial
Analisis kebijakan (policy
analysis) dapat dibedakan dengan pembuatan atau pengembangan kebijakan (policy
development). Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan proposal perumusan
kebijakan yang akan datang. Analisis kebijakan lebih menekankan pada penelaahan
kebijakn yang sudah ada. Sementara itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan
pada proses pembuatan proposal perumusan kebijakan yang baru.
Namun demikian, baik
analisis kebijakan maupun pengembangan kebijakan keduanya memfokuskan pada
konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis kebijakan mengkaji kebijakan yang
telah berjalan, sedangkan pengembangan kebijakan memberikan petunjuk bagi
pembuatan atau perumusan kebijakan yang baru.
Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa analisis kebijakan sosial adalah usaha terencana yang
berkaitan dengan pemberian penjelasan (explanation) dan preskripsi atau
rekomendasi (prescription or recommendation) terhadap konsekuensi-konsekuensi
kebijakan sosial yang telah diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial
tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum yang dibuat berdasarkan
pilihan-pilihan tindakan sebagai berikut:
1) Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan untuk
menjamin keilmiahan dari analisis yang dilakukan.
2) Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau kriteria
untuk menilai kebijakan sosial tersebut berdasarkan nilai benar dan salah.
3) Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan landasan
untuk menjamin keamanan dan stabilitas.
b.
Perubahan Struktur Pasar Konsumen
Struktur Pasar
Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:
1) Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar
persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan
memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh
produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
Ø Jumlah penjual dan pembeli banyak
Ø Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama
lain
Ø Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
Ø Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan
penawaran (demand and supply)
Ø Posisi tawar konsumen kuat
Ø Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
Ø Sensitif terhadap perubahan harga
Ø Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
2) Pasar Monopolistik
Struktur pasar
monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk
yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara
produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan
ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar
monopolistik :
Ø Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang
berbeda
Ø Mirip dengan pasar persaingan sempurna
Ø Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
Ø Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan
merubah harga
Ø Relatif mudah keluar masuk pasar
3) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli
adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen
atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli
adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan
sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
Ø Harga produk yang dijual relatif sama
Ø Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
Ø Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang
besar
Ø Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain
4) Pasar Monopoli
Pasar monopoli
akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau
penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln),
perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar
monopoli :
Ø Hanya terdapat satu penjual atau produsen
Ø Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan
dikuasai oleh perusahaan monopoli
2.
Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
a.
Model Proses Pengambilan Keputusan
Menurut
Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas
tiga langkah utama, yaitu :
1) Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian
berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
2) Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut
pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang
mungkin dilakukan.
3) Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian
kegiatan tertentu dari alternatif yang tersedia.
b.
Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Model
Perilaku Pengambilan keputusan
1) Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi
klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan
keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan
maksimum
2) Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A.
Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi
cukup keuntungan yang memuaskan
3) Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings,
dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak
bebas mengambil keputusan
4) Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte,
model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan
keputusan
5) Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills
menekankan pada sifat kompetitif
6) Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana
menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi
perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu :
1) Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan,
model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
2) Model Deskriptif
3) Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil
keputusan tertentu.
Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif
berdasarkan pada realitas observasi.
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah :
1) Masalah Sederhana (Simple Problem) Corak / Jenis
Masalah
Ø Ciri : Berskala besar , tidak berdiri sendiri
(memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuesi besar ,
pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
Ø Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok
yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
Ø Jenis : Masalah yang terstruktur (Structured problems)
dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).
2) Masalah rumit (Complex Problems) Corak / Jenis Masalah
Ø Definisi : Masalah yang jelas faktor penyebabnya ,
bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat
dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif
& dibakukan.
Ø Contoh : Penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai
, masalah perijinan , dsb
Ø Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih mudah atau
cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur/ program tetap
(SOP) .
3) Masalah yang tersrtuktur
Ø Definisi : Penyimpangan dari masalah organisasi yang
bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya .
serta tidak repetitif kasusnya.
Ø Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih sulit dan
lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.
4) Masalah yang tidak Terstuktur
·
Pendefinisian
Masalah yang baik
Ø Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif
dipisahkan dari persepsi.
Ø Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber
informasi.
Ø Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas ,
untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
Ø Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas
adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan
sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
Ø Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas ,
pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
Ø Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi
yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang bekerja
lamban.
d.
Pembelian
Brown
dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan
sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation
(production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa
pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
Berikut
adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The
role of purchasing function is to make materials and parts of the right
quality, and quantity available for use by operations at the right time and at
the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran
fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang
tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang
tepat dan tempat yang tepat.
Dalam
kehidupan sehari hari anda akan mengalami kejadian atau transaksi pembelian,
pembelian merupakan suatu tindakan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
kemudian akan dipeguanakn sendiri atau di jual kembali, pembelian biasanya
dilakukan minimal dua pihak atu lebih atau yang sering disebut sebagai penjual
dan pembelian, Pembelian dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pembelian secara
cash dan pembelian secara credit
Pengertian
Pembelian adalah Suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah
pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat
transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam
pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual
hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi
penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua
belah pihak
Tugas
Pembelian :
1) Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat
yang tepat
2) Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang
diperlukan
3) Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang
berbeda
4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang
atau jasa
5) Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali
6) Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang
ada
Manfaat
Pembelian :
1) Mendapatkan barang hasil pembelian
2) Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian
3) Hasil Pembelain dapat bermanfaat
4) Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya
Jenis-Jenis
Pembelian :
1) Pembelian Secara Cash atau tunai adlah pembelian yang
dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli dan memberikan
uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati
2) Pembelian Credit atau Berkala adal pembelian yang
dilakukan lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli
memberika sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan barang yang di beli dengan catatan akan
terjadi pembeyaran kedua
e.
Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman
akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu :
1) Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya
menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik
pembeli.
2) Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan
membuat kebijakan publik.
Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat
keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
3) Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran
ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi
sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku
konsumen.
1) Pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara
mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan
melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami
konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2) Pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu
sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk
menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui
eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang
bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta
pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3) Sains marketing yang didasari pada teori dan metode
dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan
dan menguji coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing
terhadap pilihan dan perilaku konsumen.
3.
Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
a.
Kriteria Evaluasi
Berisi
dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai
alternatif-alternatif
pilihan.
Beberapa criteria evalusi, yaitu :
1) Harga
Harga menentukan pemilihan
alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk
yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi
kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu
strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2) Brand Name
Merek merupakan penganti
dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria
kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik
dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3) Negara Asal Pada Saat Membuat Keputusan
Negara dimana suatu produk
dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering
mencitrakan kualitas produk.
b.
Menentukan Alternatif Pilihan
Sejumlah
besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan
konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil.
Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana
yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
1) Pilihan Afektif
Pilihan afektif yang paling
mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental.
Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk
individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang
untuk mencapai tujuan kedua. memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan
selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru
atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah
produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif yang dihasilkan.
2) Atribut berbasis versus atribut proses pilihan
Dua proses pertimbangan yang
mungkin digunakan untuk membeli kamera digital:
Ø Proses 1: Setelah konsultasi Internet untuk menentukan
fitur apa yang paling disukai, konsumen
kemudian pergi ke toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur
yang paling penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan
ukuran penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut dan
kesan umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini, ia
memilih SportZoom Olympus.
Ø Proses 2:
konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja dengan baik dan
tampak "baik",orang tuanya memiliki Easyshare Kodak yang juga bekerja
dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm Finepix tidak
diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia melihat bahwa
model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan untuk membeli
SportZoom Olympus.
Contoh pertama di atas
adalah pilihan berbasis atribut. Contoh yang kedua sikap-berbasis-pilihan
berdasarkan pilihan sikap. Secara umum, pentingnya membuat keputusan yang
optimal meningkat dengan nilai barang yang sedang dipertimbangkan dan
konsekuensi dari keputusan yang tidak optimal. Semakin mudah untuk mengakses
atribut informasi lengkap suatu merek, pengolahan berdasarkan atribut,lebih
kemungkinan akan digunakan.
c.
Menaksir Alternatif Pilihan
1) Akurasi penilaian individu
Penelitian menunjukkan
individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara
merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan
jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah
digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
2) Penggunaan Indikator pengganti
Secara umum, indikator
pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk
membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan
dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang
kurang
3) Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative
Pentingnya kriteria
evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari
waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
4) Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi
Pemasaran
Pemasar harus memahami
kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan
produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus
mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi
terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta
kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti. Tema periklanan
yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai
dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian
konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini sangat kuat.
d.
Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Tingkat
tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan
disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif
yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu
"terbaik" alternatif.
1) Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata
penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap
kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau
melebihi standar minimum.Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk
memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk
mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola
2) Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif
menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering
level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif
digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui
konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
3) Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar
menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau
melampaui satu atau lebih persyaratan
konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari
kompetisi.
4) Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan
leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah
bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap,
sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
5) Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi
menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian
dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada
atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima
lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.
4.
Pembelian
a.
Proses Keputusan Membeli
Dalam
proses pengambilan keputusan pembelian terdapat 5 tahap:
1) Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen
akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya.
Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan
produk yang akan dibeli.
2) Pencarian informasi (information source). Setelah
memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses
pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan
pengalaman orang lain (eksternal).
3) Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi
alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4) Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah
konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan
membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat
keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama
dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5) Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation)
merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada
tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen
akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam
hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika
produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan
permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen
akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan
hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
b.
Memilih Alternatif Terbaik
Terjadinya
transaksi pembelian (dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :
1) Pembelian yang direncanakan: biasanya terjadi
berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan barang-barang
tertentu. Dalam hal pembelian yang telah direncanakan, biasanya konsumen telah
memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk yang hendak mereka beli.
Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang harga, kemasan, keandalan,
pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya adalah pada barang-barang
yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali ada rangsangan-rangsangan
tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen melihat manfaat lebih dari
produk substitusi tersebut.
2) Pembelian yang tidak direncanakan : terjadi karena
konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari manfaat utama produk yang
mereka beli.
c.
Memilih Sumber-Sumber Pembelian
1) Sumber-Sumber Pembelian Intern :
Ø Motivasi
merupakan kebutuhan yang
cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul
dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa
tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu
kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk
diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan
oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar,
haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan),
kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan
dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri,
pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri
(pengembangan dan perwujudan diri).
Ø Belajar
Proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka
belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman.
Melalui perbuatan dan
belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan
deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap,
menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan
emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu
terhadap beberapa obyek atau gagasan.
Ø Kepribadian
Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur
hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk.
2) Sumber-sumber Pembelian ekstern
Ø Kebudayaan
faktor budaya adalah salah
satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku konsumen.
Contohnya saja seorang
konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu
menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang
tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak
mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih
dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk
dari luar.
Ø Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya konsumen sering
meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang
harus dibeli.
Faktor Sosial terdiri dari 3
bagian, yaitu :
-
Kelompok acuan :
semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen
dapat membuat keputusan konsumsi.
-
Keluarga sebagai
organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara
langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
-
Peran : meliputi
kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat
menggambarkan peran dan status pamakainya.
Ø Keluarga
Keluarga adalah organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian
keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya
berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi.
Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan
status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat
mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua
maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi
yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan.
Referensi :
https://auliaamrullah.wordpress.com/2013/10/03/segmentasi-pasar-dan-kepuasan-konsumen/
http://dendisetiawan.blogspot.com/2013/01/segmentasi-dan-kepuasan-konsumen.html
http://husniaalfaini.blogspot.com/2011/01/perilaku-konsumen-segmentasi-pasar-dan.html
http://wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
https://dedenur.wordpress.com/2012/10/08/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
http://alfiawati.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://asharrumi21.blogspot.com/2013/11/pengertian-penjualan.html
http://putuayuniken.blogspot.com/2014/01/diagnosa-perilaku-konsumen.html
http://wiwit-aru.blogspot.com/2012/10/kriteria-evaluasi.html
http://nikinich.blogspot.com/2012/10/bab-iv-evaluasi-alternatif-sebelum.html
https://taklelahbelajar.wordpress.com/2013/10/28/tahapan-proses-pengampilan-keputusan-konsumen/
http://mhkurniawan.blogspot.com/2012/11/perilaku-konsumen-bab-5-pembelian.html
https://auliaamrullah.wordpress.com/2013/10/03/segmentasi-pasar-dan-kepuasan-konsumen/
http://dendisetiawan.blogspot.com/2013/01/segmentasi-dan-kepuasan-konsumen.html
http://husniaalfaini.blogspot.com/2011/01/perilaku-konsumen-segmentasi-pasar-dan.html
http://wahyudieko92.blog.com/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-proses-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
https://dedenur.wordpress.com/2012/10/08/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
http://alfiawati.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://asharrumi21.blogspot.com/2013/11/pengertian-penjualan.html
http://putuayuniken.blogspot.com/2014/01/diagnosa-perilaku-konsumen.html
http://wiwit-aru.blogspot.com/2012/10/kriteria-evaluasi.html
http://nikinich.blogspot.com/2012/10/bab-iv-evaluasi-alternatif-sebelum.html
https://taklelahbelajar.wordpress.com/2013/10/28/tahapan-proses-pengampilan-keputusan-konsumen/
http://mhkurniawan.blogspot.com/2012/11/perilaku-konsumen-bab-5-pembelian.html