Senin, 24 Desember 2012

TUGAS SENI BUDAYA DASAR



TINJAUAN UMUM PANDANGAN DUNIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI
DALAM KEHIDUPAN BUDAYA

            Tak bisa dipungkiri lagi bahwa berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi akan sangat pesat dari hari ke hari selama manusia itu masih memiliki sifat keingintahuan akan sesuatu hal. Awal mula perkembangan dunia teknologi mungkin hanya bermula dari bagaimana kita dapat menyelesaikan permasalahan secara cepat dan efisien. Lalu berkembang menjadi kebiasaan yang lama kelamaan akan menggeser kebudayaan suatu bangsa. Perkembangan ini memicu manusia untuk menemukan cara-cara yang lebih efisien dalam melakukan aktifitas, dari segi waktu maupun biaya tentunya. Terlebih untuk dunia informasi dan komunikasi. Teknologi ini mampu menghilangkan batasan seperti jarak, waktu dan biaya. Sebagai contoh,  dahulu kalau kita ingin bertukar kabar dengan seseorang kita harus ke kantor pos, tetapi sekarang cukup dengan mengirim e-mail, atau sms saja sudah cukup. Dasarnya memang untuk mempermudah pekerjaan manusia. Maka dari itu banyak orang yang mempelajari teknologi komunikasi secara mendetail karena jaman sekarang teknologi bukan lagi barang mewah, melainkan barang wajib yang harus diketahui semua kalangan. Dari sini muncul pemahaman baru, yaitu globalisasi yang menggunakan perkembangan informasi dan komunikasi sebagai kendaraan utamanya. Dengan dukungan teknologi komunikasi, berbagai informasi, baik positif maupun negatif, dengan mudah disebarluaskan kesemua belahan dunia. Ini cenderung memiliki dua akibat, yaitu dinilai dari sisi positif dan negatif.
Memang pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang ingin selalu berkomunikasi satu dengan yang lain. Dari sisi ini, manusia cenderung untuk memiliki kawan sebanyak-banyaknya. Tentu ini sisi positif dari perkembangan jaman, dimana berbicar bahkan bertatap muka tidak harus berdekatan, mengetahui kabar tidak harus menunggu lama. Semua serba cepat dan mudah, begitupun dengan arus informasi yang memanfaatkan jaringan internet. Kita tidak harus pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, tidak harus menawarkan barang dari rumah kerumah untuk memulai suatu usaha. Itu akan memperluas pandangan atau cara berfikir kita tentang memahami tatanan kehidupan. Dilihat dari semua manfaat diatas bukan berarti tanpa masalah, seperti yang kita tahu, globalisasi mampu melampaui budaya suatu bangsa bahkan mampu menggesernya sedikit demi sedikit. Dalam pandangan lain manusia adalah makhluk visual, artinya yang ia lihat ialah yang ia praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin banyak arus informasi yang ia serap, mungkin semakin banyak yang ia pelajari bagaimana cara menjalani kehidupan menurut pola pikirnya. Arus informasi yang masuk dari dunia luar perlahan tapi pasti membaur bahkan menggeser suatu kebudayaan yang ada di suatu bangsa. Seperti yang kita lihat, bagaimana gaya berbahasa dan berpakaian anak muda sudah mengadopsi budaya barat yang terkenal bebas tanpa batasan aturan etika yang ada. Berbanding terbalik dengan budaya timur yang tidak bebas, memiliki banyak aturan serta kekangan yang berciri kaku atau tidak fleksibel bersifat religious dan mengikutsertakan nenek  moyang didalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya sebatas cara berbahasa atau berpakaian, tapi terlebih lagi mengaplikasi kehidupan individualisme yang diusung masyarakat berbudaya barat. Berkomunikasi dengan objek yang jauh serta mengabaikan yang ada disekitarnya. Seperti yang kita lihat, umumnya manusia di kota besar sibuk sendiri dengan kegiatan yang ia miliki. Mereka cenderung acuh atas apa yang terjadi di sekitarnya. Mengusung kebebasan sebagai pedomannya, mereka agak risih bergaul dengan tetangganya sendiri, atau tidak mau berkawan dengan yang tidak sejalan dengan pemikirannya dengan alas an temen gue bukan lo doang kale. Ini bertentangan dengan budaya timur yang cenderung mau berkawan dengan siapa saja, memiliki keramahan dengan sesame, dan sangat peduli atas apa yang sekitarnya perbuat. Belum lagi perubahan norma asusila yang terjadi pada remaja jaman sekarang. Video porno dapat dengan mudah di akses oleh semua umur. Ini menjadikan pergeseran norma asusila yang ada di masyarakat. Sebagai contoh dahulu berciuman bagi yang belum nikah dianggap tabu tetapi sekarang dianggap wajar, terlebih lagi dahulu pacaran itu untuk anak yang sudah siap menikah serta sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi sekarang anak SMP yang seharusnya terkonsentrasi pada kegiatan menuntut ilmu harus rela membagi pikirannya untuk dia yang ia sebut kekasih atau pacar.
Informasi dari budaya yang begitu agresif membuat filter atau penyaring yang dibekali oleh orang tua dan gurunya seolah tidak efektif menangkalnya. Memang tak bisa dipungkiri semua yang ada di dunia itu pasti memiliki sisi positif dan negatif tersendiri, seperti sebuah benda yang terkena cahaya, pasti ada bagian yang tersinari dan pasti ada sisi gelap yang tidak terkena cahaya sama sekali. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, mau tak mau kitalah selaku objek dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasilah yang harus bisa memilah baik atau buruknya demi kebaikan kita sendiri. Perkembangan teknologi memang banyak manfaatnya terutama membuat pemikiran kita menjadi luas dan berwawasan, tetapi jangan lupa dengan sisi negatif yang sering mempengaruhi budaya suatu bangsa.